
MetronusaNews.co.id || Probolinggo – Bupati Probolinggo, Gus dr. H. Mohammad Haris, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi baru Pedagang Kaki Lima (PKL) Gelora Merdeka (GM) Kraksaan, menyusul berbagai keluhan dari para pedagang yang merasa terpinggirkan setelah direlokasi dari sisi utara stadion ke lokasi baru yang tersembunyi di belakang Kantor Polsek Kraksaan. Selasa pagi (8/4).
Dalam pertemuan penuh emosi tersebut, para pedagang menyampaikan secara langsung kepada Bupati bahwa relokasi ke sisi barat sangat merugikan. Lokasi yang tak terlihat dari jalan utama membuat omset mereka anjlok drastis.
“Alhamdulillah Pak Bupati turun langsung, ini menyentuh hati kami. Di sini kami seperti tak dianggap, tidak terlihat, dan penghasilan pun merosot,” ujar salah satu perwakilan PKL.
Para PKL juga menyoroti dugaan adanya oknum yang tidak bertanggung jawab, yang disebut-sebut telah menyampaikan informasi tidak sesuai kenyataan kepada Bupati.
“Sepertinya ada yang memutarbalikkan fakta. Tapi kami sangat bahagia akhirnya Gus Haris turun langsung, melihat sendiri kondisi kami yang sebenarnya,” kata pedagang lainnya.
Bupati Gus dr. Haris yang didampingi oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo, Taufik Alami, tampak mendengarkan dengan sabar dan penuh empati seluruh keluhan dari para pedagang. Kehadiran beliau dianggap sebagai angin segar dan bentuk nyata kepedulian terhadap nasib rakyat kecil.
Permintaan utama para PKL adalah dikembalikan ke lokasi semula di sisi utara Gelora Merdeka, atau jika tidak memungkinkan, setidaknya ke sisi timur stadion yang masih strategis. Mereka menyatakan siap mengikuti aturan penataan baru, asalkan tidak ditempatkan di lokasi yang terisolasi.
Seorang pedagang bahkan meluapkan kekecewaannya karena mendengar isu pergantian kepengurusan saat ini.
“Seharusnya yang jadi ketua itu orang yang tahu manis pahitnya kami di lapangan, bukan cuma teori ini-itu dan karena dekat dengan Bupati. Kami ini bukan main-main cari hiburan jualan ke Gelora, tapi benar-benar cari nafkah buat keluarga. Kalau hanya mengandalkan ego, seperti Kardiman, lambat laun kita akan bubar,” ungkapnya.
Pedagang lain turut menegaskan bahwa ia lebih memilih berhenti berjualan ketimbang kepengurusan lama diganti.
“Pengurus lama itu terbukti solid dan peduli. Kalau diganti, saya mending berhenti jualan,” ujarnya.
Seluruh pernyataan dan keluhan ini disampaikan langsung oleh para pelaku PKL kepada wartawan media ini pada Selasa malam (8/04) pukul 22.00 WIB, beberapa jam setelah sidak berlangsung.
Mereka berharap suara mereka tidak hanya didengar, tapi juga ditindaklanjuti dengan kebijakan yang berpihak.
“Kami tunggu kabar baik dari Gus Haris. Tolong bela kami, rakyat kecil ini,” pungkas perwakilan PKL.
(IPUL Kaperwil Jawa Timur)