
MetronusaNews.co.id | Banjarnegara – Sabtu pagi (17/5/2025), ruang kecil di Rumah Baca Purnama Banjarnegara berubah menjadi tempat yang magis. Bukan karena dekorasi mewah atau acara besar, melainkan karena suara lantang penuh ekspresi dari sang pendiri, Indra Hari Purnama, saat membacakan buku anak bertema kurban. Anak-anak dari DA Cokroaminoto Tapen pun tampak terhipnotis, menyimak dengan penuh takjub.
Kunjungan ini bukan sekadar jalan-jalan. Di tengah semangat literasi yang digelorakan, membaca nyaring (read aloud) menjadi momen paling menyentuh dan mendalam. Buku berjudul “Mengapa Harus Berkurban” dibacakan dengan intonasi yang pas, mimik ekspresif, serta jeda dramatis yang membuat anak-anak larut dalam cerita.
“Kami sengaja memilih tema kurban karena sebentar lagi Idul Adha. Anak-anak perlu tahu nilai-nilai pengorbanan dan keikhlasan lewat cara yang menyenangkan,” ujar Indra kepada awak media.
Suasana hening ketika cerita mencapai bagian klimaks, dan sorak riang terdengar ketika sesi tanya jawab digelar. Anak-anak yang bisa menjawab pertanyaan seputar isi buku diberi hadiah jam tangan eksklusif. Tak hanya itu, yang berani membaca buku dan menceritakan ulang isi bacaannya juga diberi hadiah serupa.
Kegiatan ini membuktikan bahwa membaca bisa menyenangkan, bermakna, dan menggugah emosi, jika dilakukan dengan pendekatan yang tepat.
Sebelumnya, Indra juga sempat menghibur anak-anak dengan sulap sederhana: tisu yang disulap jadi permen di hadapan mereka. Tawa pun pecah, mencairkan suasana dan membangkitkan rasa antusias anak-anak sebelum kegiatan membaca dimulai.
Sementara itu, Eny Musrikhatin, guru pendamping dari DA Cokroaminoto Tapen, mengungkapkan tujuan outing class kali ini adalah untuk membentuk kesan positif tentang perpustakaan sejak dini.
“Kami ingin anak-anak merasa bahwa membaca itu bukan beban, tapi petualangan. Rumah Baca ini hanya sekitar 1 kilometer dari sekolah, jadi mudah diakses. Harapannya mereka bisa kembali ke sini bersama keluarga,” jelas Eny.
Kegiatan read aloud ini tak hanya mempererat hubungan anak dengan buku, tapi juga menyentuh sisi emosional mereka. Rumah Baca Purnama membuktikan bahwa membacakan buku dengan hati bisa mengubah cara pandang anak terhadap literasi.
(Ratih)