
MetronusaNew.co.id | Medan, (13/6/2025) Sejarah perdagangan laut Nusantara berawal dari Cina dan India yang melintasi selat Malaka atau Nusantara sebagai penghubung perdagangan. Nusantara adalah sebutan untuk kepulauan Indonesia yang membentang dari Sumatra hingga Papua. Sejak zaman Praaksara, masyarakat Nusantara sudah melakukan perdagangan secara lokal dan regional. Kemudian pada abad pertama Masehi, Nusantara mulai dilintasi oleh jalur perdagangan internasional dari dua peradaban besar, yaitu China dan India.
Masyarakat Nusantara sudah melakukan aktivitas perdagangan laut. Hal ini yang memunculkan sejarah perdagangan laut Nusantara yang sangat kental dua peradaban besar. India dan Cina sudah menjadikan Nusantara atau Indonesia sebagai jalur perdagangan laut sejak abad ke-5. Jalur perdagangan laut ini dimulai dari Cina menuju Kalkuta, India yang mana melalui Laut Cina Selatan, kemudian Selat Malaka. Setelah sampai India, berlanjut ke Teluk Persia melalui Suriah dan masih berlanjut hingga ke Laut Tengah melalui Laut Merah. Jalur perdagangan dua peradaban besar ini juga sampai ke Mesir menuju Laut Tengah.
Nusantara melalui Selat Malaka terlibat perdagangan laut ini dalam hal rempah-rempah.
Apalagi posisi Indonesia yang sangat strategis dengan sumber daya alam yang berlimpah membuat jalur perdagangan ini semakin ramai. Hal ini yang membuat Indonesia menjadi salah satu pusat perdagangan yang penting pada jalur perdagangan Timur Tengah dan semenanjung Arab. Jalur perdagangan yang berkembang ini ditentukan oleh kepentingan ekonomi.
Pada awalnya, rute perdagangan datang dari Austronesia di Asia Tenggara Daratan. Kemudian berkembang pada masa Hindu-Buddha, China di Utara dan India di barat daya, kedua negara ini menjadi super power. Peralihan rute ini tentu saja membawa dampak positif bagi perkembangan Nusantara. Indonesia menjadi terhubung ke dalam jaringan perdagangan dunia pada saat itu melalui jalur lautnya.
Hal ini yang membuat Selat Malaka menjadi pintu gerbang yang menghubungkan pedagang-pedagang India dan China. Sebagai pintu gerbang, Selat Malaka tentu menjadi kawasan yang sangat penting bagi perdagangan dan pelayaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sejarah perdagangan laut Nusantara berawal dari Cina dan India yang melintasi Selat Malaka saat melakukan perdagangan.
UIN Sumatera Utara berharap dunia internasional melakukan penyatuan pemikiran tentang sejarah jauh sebelum Islam datang dan berkembang di Nusantara. Masuknya agama Hindu Budha dimana India menjadi transit perdagangan ke eropa termasuk kapur barus sebagai hasil rempah-rempah dari Sumatra yang dibawa sampai ke Mesir. Konsep penyatuan pemikiran India Indonesia dari perspektif sejarah? Hal yang menarik terus dikaji hubungan perdagangan dunia lewat India termasuk menguraikan sejarah Candi dan peradaban masa lalu di Sumatra seperti Candi Bahal Portibi, Candi Indra Patra di Aceh dll termasuk asal usul Aceh dari India Tamil yang mencari rempah-rempah seperti Pala, Cengkeh, Lada, Nilam, Pinang lewat Lautan Hindia di Natal juga transit dari Cina masa Laksamana Chengho dimana terdapat peninggalan namanya Desa Singkuang dalam perdagangan Cina India di Nusantara, misal ada Prasasti Lobu Tua 1010 Saka (1088 masehi) yang memperkuat bukti peran perdagangan laut Barus dari India, Arab, Tiongkok.
UIN SU lewat kerjasama Pemerintah Indonesia sejak zaman Soekarno sampai Presiden Prabowo Subianto terus membangun kerjasama dengan India. Karena itu dalam bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi UIN SU dengan Konsulat India melakukan kerjasama bidang pendidikan, riset budaya dan teknologi ramah lingkungan. Contoh bidang pendidikan : Gelar Bersama (Joint Degree /Double Degree) : Pengembangan studi S1, S2, S3 Islam interdisipliner, sains data, kecerdasan buatan, Budaya Islam Arab Melayu melalui metodologi pertukaran mahasiswa dan dosen sebagai studi banding sertifikasi yang diakui dua negara, dua universitas besar, antara UIN SU dengan Jawaharlal Nehru University atau UIN SU dengan Aligarh University dan sebagainya wujud nyata Cakrawala pendidikan global.
( catatan kunjungan konsulat Jenderal negara India Kerjasama Internasional Bidang Pendidikan dan Budaya KonJen India dan UIN SU
MetronusaNew.co.id|Medan,(13/6/2025)
Sejarah perdagangan laut Nusantara berawal dari Cina dan India yang melintasi selat Malaka atau Nusantara sebagai penghubung perdagangan. Nusantara adalah sebutan untuk kepulauan Indonesia yang membentang dari Sumatra hingga Papua. Sejak zaman Praaksara, masyarakat Nusantara sudah melakukan perdagangan secara lokal dan regional. Kemudian pada abad pertama Masehi, Nusantara mulai dilintasi oleh jalur perdagangan internasional dari dua peradaban besar, yaitu China dan India.
Masyarakat Nusantara sudah melakukan aktivitas perdagangan laut. Hal ini yang memunculkan sejarah perdagangan laut Nusantara yang sangat kental dua peradaban besar. India dan Cina sudah menjadikan Nusantara atau Indonesia sebagai jalur perdagangan laut sejak abad ke-5. Jalur perdagangan laut ini dimulai dari Cina menuju Kalkuta, India yang mana melalui Laut Cina Selatan, kemudian Selat Malaka. Setelah sampai India, berlanjut ke Teluk Persia melalui Suriah dan masih berlanjut hingga ke Laut Tengah melalui Laut Merah. Jalur perdagangan dua peradaban besar ini juga sampai ke Mesir menuju Laut Tengah.
Nusantara melalui Selat Malaka terlibat perdagangan laut ini dalam hal rempah-rempah.
Apalagi posisi Indonesia yang sangat strategis dengan sumber daya alam yang berlimpah membuat jalur perdagangan ini semakin ramai. Hal ini yang membuat Indonesia menjadi salah satu pusat perdagangan yang penting pada jalur perdagangan Timur Tengah dan semenanjung Arab. Jalur perdagangan yang berkembang ini ditentukan oleh kepentingan ekonomi.
Pada awalnya, rute perdagangan datang dari Austronesia di Asia Tenggara Daratan. Kemudian berkembang pada masa Hindu-Buddha, China di Utara dan India di barat daya, kedua negara ini menjadi super power. Peralihan rute ini tentu saja membawa dampak positif bagi perkembangan Nusantara. Indonesia menjadi terhubung ke dalam jaringan perdagangan dunia pada saat itu melalui jalur lautnya.
Hal ini yang membuat Selat Malaka menjadi pintu gerbang yang menghubungkan pedagang-pedagang India dan China. Sebagai pintu gerbang, Selat Malaka tentu menjadi kawasan yang sangat penting bagi perdagangan dan pelayaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sejarah perdagangan laut Nusantara berawal dari Cina dan India yang melintasi Selat Malaka saat melakukan perdagangan.
UIN Sumatera Utara berharap dunia internasional melakukan penyatuan pemikiran tentang sejarah jauh sebelum Islam datang dan berkembang di Nusantara. Masuknya agama Hindu Budha dimana India menjadi transit perdagangan ke eropa termasuk kapur barus sebagai hasil rempah-rempah dari Sumatra yang dibawa sampai ke Mesir. Konsep penyatuan pemikiran India Indonesia dari perspektif sejarah? Hal yang menarik terus dikaji hubungan perdagangan dunia lewat India termasuk menguraikan sejarah Candi dan peradaban masa lalu di Sumatra seperti Candi Bahal Portibi, Candi Indra Patra di Aceh dll termasuk asal usul Aceh dari India Tamil yang mencari rempah-rempah seperti Pala, Cengkeh, Lada, Nilam, Pinang lewat Lautan Hindia di Natal juga transit dari Cina masa Laksamana Chengho dimana terdapat peninggalan namanya Desa Singkuang dalam perdagangan Cina India di Nusantara, misal ada Prasasti Lobu Tua 1010 Saka (1088 masehi) yang memperkuat bukti peran perdagangan laut Barus dari India, Arab, Tiongkok.
UIN SU lewat kerjasama Pemerintah Indonesia sejak zaman Soekarno sampai Presiden Prabowo Subianto terus membangun kerjasama dengan India. Karena itu dalam bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi UIN SU dengan Konsulat India melakukan kerjasama bidang pendidikan, riset budaya dan teknologi ramah lingkungan. Contoh bidang pendidikan : Gelar Bersama (Joint Degree /Double Degree) : Pengembangan studi S1, S2, S3 Islam interdisipliner, sains data, kecerdasan buatan, Budaya Islam Arab Melayu melalui metodologi pertukaran mahasiswa dan dosen sebagai studi banding sertifikasi yang diakui dua negara, dua universitas besar, antara UIN SU dengan Jawaharlal Nehru University atau UIN SU dengan Aligarh University dan sebagainya wujud nyata Cakrawala pendidikan global.
( catatan kunjungan konsulat Jenderal negara India H.E Mr Ravi Shanker Goel di kampus IV UIN SU Medan oleh pusat studi eco teologi, pimpinan Dr.Suheri Harahap M.Si )