
MetronusaNews.co.id | SUMATERA UTARA – Api kemarahan masyarakat Desa Tanjung Mulia Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan terhadap kinerja PLN Rayon Aek Nabara membara. Pasalnya, sang manajer, Bapak Agus Hasibuan, dituding sengaja menghindar dari tantangan sidak terbuka terkait dugaan praktik ilegal pada meteran dan jaringan listrik. Senin, (28/07/2025)
Sikap “ciut” ini sontak memicu spekulasi bahwa ada permainan kotor yang ditutupi, dan masyarakat menuntut pertanggungjawaban penuh, Kekecewaan ini bukan tanpa alasan. Tim Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) PLN Aek Nabara, yang seharusnya menjadi garda terdepan penegakan aturan, justru dituding tebang pilih.
“Kalau menindak masyarakat kecil, mereka paling cepat, seolah tak kenal ampun, Tapi kalau sudah berurusan dengan perkebunan besar, mata mereka langsung buta! Ini jelas ada indikasi suap!” Teriak seorang warga
Dugaan kuat P2TL telah “main mata” dengan pihak perkebunan menjadi luka yang tak tersembuhkan di hati masyarakat. Keengganan Agus Hasibuan untuk transparan dan berani menghadapi tantangan sidak hanya memperkuat kecurigaan bahwa ia terlibat dalam pusaran intrik yang merugikan.
Masyarakat menduga, ketakutan Agus Hasibuan membongkar praktik haram ini adalah bukti nyata bahwa ia punya sesuatu yang harus disembunyikan. Tak heran, desakan agar Agus Hasibuan mundur dari jabatannya kian menguat.
“Jika manajer tak mampu membersihkan kandang sendiri, lebih baik ia angkat kaki!” tegas Ketua Temm Libas, menyuarakan aspirasi masyarakat.
Sekretaris Gerakan Mahasiswa Labusel (Gemalab) pun turut menyuarakan hal senada, menuntut keadilan dan transparansi dari BUMN yang seharusnya melayani rakyat ini.
Hingga kini, Agus Hasibuan dan pihak PLN Rayon Aek Nabara masih bungkam seribu bahasa, seolah tak peduli dengan badai kecaman yang menerpa. Keheningan ini hanya menambah daftar panjang pertanyaan di benak publik, Ada apa sebenarnya di balik tirai PLN Rayon Aek Nabara? Dan sampai kapan masyarakat harus menanggung beban dari permainan kotor ini?
Red/Tim