
MetronusaNews.co.id | Banyumas – Dari bumi yang sarat doa, dari madrasah yang menghidupi ilmu dan akhlak, terbitlah cahaya prestasi yang menyapu langit Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Madrasah Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Bertempat di Kabupaten Banyumas, pada tanggal 28–30 Juli 2025, siswa-siswi MTs Negeri 1 Banyumas menorehkan tinta emas: juara demi juara dari panggung seni hingga gelanggang olahraga.
Mereka datang bukan hanya sebagai peserta, melainkan sebagai duta akhlak, semangat, dan cinta ilmu.
Mereka pulang bukan hanya membawa medali, melainkan pesan luhur bahwa keberhasilan adalah buah dari doa, kerja keras, dan kebersamaan.
Lantunan Bahasa Langit, Lahirkan Juara. Refiyan Putra Priayudi dan Zeevana Noor Aziza menaklukkan podium tertinggi pidato bahasa Arab, masing-masing sebagai Juara I putra dan putri. Dengan suara dan intonasi yang terjaga, mereka tidak hanya berbicara, tetapi menyampaikan pesan langit dalam bahasa para nabi.
Sementara itu, Alysa Zahra Almahrya memukau juri dengan kemampuannya dalam story telling berbahasa Inggris hingga meraih Juara II, dan Mahardika Aditya Saputra meraih Juara III MTQ Putra, membawa tilawah sebagai simfoni keimanan.
Tak ketinggalan, tim voli putri yang digawangi oleh Qaireen Aisyah Saputri dan Nayla Kurselsi Riyadi menutup kejuaraan dengan kemenangan gemilang sebagai Juara I Voli Putri.
Senyum, Salam, dan Cinta: Kunci Kepemimpinan.
Kepala MTsN 1 Banyumas, H. Sudir, S.Ag., M.S.I, dalam wawancaranya mengungkapkan,
“Kami percaya, keberhasilan lahir dari ikhtiar yang bersih, cinta yang tulus, dan semangat gotong royong. Anak-anak kita dibimbing bukan dengan tangan besi, tapi dengan motivasi, doa, dan senyuman yang membesarkan hati.”
Ia menekankan pentingnya komunikasi dengan orang tua melalui wali kelas dan grup madrasah, agar dukungan spiritual dan moral dari rumah terus mengalir.
“Anak-anak ini bukan sekadar meraih piala, mereka menjemput rida Allah dengan ilmu dan akhlak. Itulah nilai sejati dari perlombaan,” ujarnya lirih.
Guru Telaten, Murid Hebat.
Ibu Ilyan Rizqi Fatmawati, S.Pd.I. (pembimbing pidato bahasa Arab) dan Ibu Eti Rahmawati, S.Pd. (pembimbing story telling) membuka rahasia di balik sukses anak didiknya,
“Kunci keberhasilan adalah ketelatenan. Kami membimbing bukan hanya dengan metode, tapi dengan kedekatan hati. Anak-anak kami latih bukan hanya untuk menang, tapi untuk menjadi manusia yang mampu berbicara dengan jujur dan menyentuh,” tutur mereka bergantian.
Suara Siswa, Dari Tangis ke Puncak Podium.
Refiyan mengaku hafalan dan makhraj menjadi tantangan terbesar selama tiga tahun belajarnya. Namun tekadnya tak goyah.
“Orang tua saya bilang, pidato bukan hanya untuk lomba, tapi untuk mencari rida Allah. Itu yang selalu saya ingat.”
Zeevana menambahkan, “Kalau mau menang, jangan takut menangis. Hafalan saya dulu susah masuk. Tapi saya ingat: ini bukan sekadar lomba. Ini tentang membanggakan madrasah dan orang tua.”
Alysa menyebut ekspresi wajah saat mendongeng sebagai tantangan berat.
“Tapi orang tua saya bilang: kamu bukan hanya tampil, tapi membawa kisah yang bisa menyentuh hati orang lain.”
Sementara Mahardika, sang juara MTQ, merendah dengan berkata,
“Saya hanya tekun dan semangat. Latihan panjang pendek dan makhraj bikin saya pernah menangis. Tapi saya ingat nasihat orang tua: teruslah tahajud dan belajar.”
Prestasi Ini Bukan Milik Satu Nama, Prestasi ini bukan sekadar deretan nama juara, melainkan buah kebersamaan seluruh keluarga besar MTsN 1 Banyumas, guru, siswa, orang tua, dan kepemimpinan yang mengutamakan kasih sayang.
“Kami ini keluarga. Keberhasilan satu anak adalah keberhasilan seluruh madrasah,” ucap Pak Sudir penuh keyakinan.
Menuju Tingkat Nasional: Dengan Doa dan Ikhtiar. Kini, anak-anak ini bersiap menuju Porseni Nasional. Latihan ditingkatkan, metode dimatangkan, semangat dijaga agar tak jenuh.
“Kami mohon doa dari masyarakat Banyumas. Semoga anak-anak ini dapat membawa harum nama madrasah dan daerah di kancah nasional,” tutup Kepala Madrasah.
Madrasah yang tersenyum adalah madrasah yang hidup.
Prestasi yang membahagiakan adalah prestasi yang diraih bersama.
Dari Banyumas, kami bersaksi: madrasah adalah taman cinta ilmu dan akhlak.
MTs Negeri 1 Banyumas, Madrasahnya Para Juara, Rumahnya Para Penjaga Cahaya.
(Budiono)