
MetronusaNews.co.id | Jepara – Dalam rangka memperingati Hari Jadi Polisi Wanita (Polwan) ke-77, jajaran Polwan Kepolisian Resor (Polres) Jepara, Polda Jawa Tengah, menggelar ziarah rombongan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Giri Dharma Jepara, pada Kamis (28/8/2025).
Kegiatan Upacara Ziarah TMP dipimpin langsung oleh Senior Polwan Polres Jepara AKP Sri Retno Biyanti dengan diikuti seluruh anggota Polwan Polres Jepara.
Diketahui, kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian acara peringatan HUT Polwan yang dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ziarah diawali dengan upacara penghormatan kepada arwah para pahlawan, yang kemudian dilanjutkan dengan doa bersama, peletakan karangan bunga di tugu makam pahlawan dan prosesi tabur bunga di pusara para pahlawan.
Suasana khidmat menyelimuti seluruh rangkaian kegiatan, di mana para Polwan menundukkan kepala sejenak untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur.
AKP Retno menyampaikan, bahwa kegiatan ini bukan sekadar agenda seremonial, tetapi juga menjadi momen refleksi dan penguatan semangat pengabdian.
“Ziarah ini merupakan bentuk penghormatan kami kepada para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan bangsa,” ujarnya.
“Kami ingin meneladani semangat juang mereka dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota Polri, khususnya sebagai Polwan yang senantiasa mengedepankan pelayanan, perlindungan, dan pengayoman kepada masyarakat,” ucap AKP Retno.
Hari Jadi Polwan ke-77 mengusung tema yang mencerminkan semangat pengabdian, profesionalisme, dan komitmen Polwan dalam mendukung terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat.
Melalui kegiatan ini, Polwan Polres Jepara berharap nilai-nilai perjuangan para pahlawan dapat terus menjadi sumber inspirasi dalam menjalankan tugas dengan integritas, keberanian, dan dedikasi yang tinggi.
Peringatan HUT Polwan bukan hanya sebatas perayaan, melainkan pengingat akan peran penting Polwan dalam menjaga keamanan dan memberikan pelayanan yang humanis kepada masyarakat.
Dengan semangat yang diwariskan oleh para pahlawan, Polwan berkomitmen untuk terus memberikan yang terbaik demi bangsa dan negara.
Menurut informasi yang telah dihimpun, sejarah hari Polwan dimulai pada awal 1948, atau kurang lebih tiga tahun setelah Indonesia merdeka, namun sebelum terjadi agresi militer Belanda.
Saat itu polisi selalu menemui kesulitan ketika harus memeriksa wanita yang menjadi korban kejahatan, tersangka pelaku, atau saksi sebuah kasus.
Hal tersebut mengakibatkan polisi sering harus meminta bantuan para istri polisi dan pegawai sipil wanita untuk melaksanakan tugas pemeriksaan fisik.
Organisasi Wanita dan Organisasi Wanita Islam di Bukittinggi, kemudian berinisiatif mengajukan usulan kepada pemerintah, agar wanita diikutsertakan dalam pendidikan kepolisian, untuk menangani masalah tersebut.
Cabang Djawatan Kepolisian Negara untuk Sumatera yang berkedudukan di Bukittinggi, memberikan kesempatan mendidik wanita-wanita pilihan untuk menjadi polisi.
Pada tanggal 1 September 1948 secara resmi disertakan 6 siswa wanita, yaitu Mariana Saanin, Nelly Pauna, Rosmalina Loekman, Dahniar Sukotjo, Djasmainar, dan Rosnalia Taher. Mereka mulai mengikuti pendidikan inspektur polisi, bersama 44 siswa laki-laki di SPN Bukittinggi.
Sejak saat itu, tanggal 1 September selalu diperingati sebagai hari lahirnya polisi wanita (Polwan).
(Hms/Jumardin)