
MetronusaNews.co.id | Banjarnegara JawaTengah. Aula Desa Luwung, Kecamatan Rakit, Banjarnegara, menjadi saksi lahirnya puluhan karya puisi dari 60 remaja dan pemuda usia 13–20 tahun, pada Minggu (21/9/2025).
Mereka mengikuti Pelatihan Menulis dan Membaca Puisi yang digelar untuk mengasah kreativitas sekaligus keberanian tampil di depan publik.
Kegiatan ini dipandu oleh Elyvia Widyaswarani, dosen STIT Tunas Bangsa Banjarnegara sekaligus praktisi literasi. Dengan metode yang interaktif, Elyvia berhasil membangkitkan semangat peserta untuk menuliskan ide, perasaan, hingga keresahan mereka dalam bentuk puisi.
Peserta tidak hanya belajar menulis, tetapi juga langsung diminta membacakan karya mereka. Alunan musik yang mengiringi pembacaan puisi membuat suasana terasa lebih syahdu.
“Awalnya saya grogi, tapi setelah membaca puisi di depan teman-teman, saya jadi percaya diri dan ingin terus menulis,” ungkap Nadia Salwa salah satu peserta.
Kepala Desa Luwung, Yulia Minarsih, mengapresiasi antusiasme para remaja. Ia berharap keterampilan menulis puisi dapat menjadi media bagi generasi muda untuk menyalurkan bakat sekaligus melatih kepekaan sosial.
“Keterampilan menulis puisi dapat menjadi media bagi generasi muda untuk menyalurkan bakat sekaligus melatih kepekaan sosial, untuk itu manfaatkan sebaik mungkin kegiatan ini,” terang Yulia Minarsih dalam pembukaan pelatihan.
Pada kesempatan yang sama, Indra Hari Purnama, Founder Rumah Baca Purnama, menjelaskan bahwa pelatihan ini terselenggara berkat Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat: Apresiasi Bagi Kelompok Literasi Tahun 2025 dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Indra juga menekankan pentingnya adanya produk nyata dari kegiatan ini.
“Kami mendorong agar peserta menghasilkan kumpulan karya puisi. Buku antologi ini nantinya akan menjadi bahan kepustakaan tambahan dan bukti nyata bahwa generasi muda mampu berkarya melalui literasi,” tegasnya.
Melalui kegiatan ini, kreativitas anak muda Banjarnegara tidak hanya berkembang, tetapi juga terdokumentasikan dalam bentuk antologi puisi yang akan menjadi bahan bacaan baru di perpustakaan.
(Ratih/IHP)