
Oplus_16777216
MetronusaNews.co.id | Bogor – Proyek pembangunan pasar rakyat di Kabupaten Bogor menjadi sorotan publik setelah ditemukan sejumlah kejanggalan dalam pelaksanaan dan pemanfaatannya. Proyek Pasar Rakyat Ciseeng yang dibangun dengan anggaran Rp.4.000.000.000 (Empat miliar) kini dipertanyakan efektivitas dan transparansinya.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa Pasar Rakyat Ciseeng yang dibangun pada 2021 dengan dana hibah dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman kini hanya dihuni oleh 17 pedagang atau 17 unit toko usaha aktif dari total 96 kios. Aktivitas jual beli nyaris tidak terlihat, banyak kios kosong, dan suasana pasar pun terkesan mati suri.
Padahal, proyek ini awalnya ditujukan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi rakyat dan tempat pengembangan UMKM di wilayah Ciseeng. Namun kondisi terkini justru mencerminkan lemahnya perencanaan dan minimnya dukungan terhadap pelaku usaha lokal. Secara fisik sudah selesai sepenuhnya dan tampak kosong.
“Kondisinya sepi tidak ada pedagang yang mau mengisi hanya ada 17 pedang saja dari total 96 kios yang ada dan masyarakat yang datang kepasar juga tidak ada” ungkap Malih Sumantri staff pasar kepada Metronusa News.
Proyek Pasar Rakyat Ciseeng informasi yang kami peroleh meski disebut berasal dari hibah Kemenko Kemaritiman, proyek ini dimenangkan lewat tender dengan dana APBN Kementerian Perdagangan dan dikerjakan oleh PT. Bara Raya Pajajaran, dengan nilai kontrak Rp3,63 miliar.
Ketidaksesuaian data antara hibah pusat dengan pelaksanaan di daerah memunculkan pertanyaan serius soal transparansi anggaran dan akuntabilitas proyek. Apalagi, jika dibandingkan dengan proyek serupa di Kota Bogor yang juga menerima hibah dari Kemenko Kemaritiman dan Investasi juga sama menerima Rp.4.000.000.000 (empat miliar) yang berlokasi di Tanah Baru Kecamatan Bogor Utara, pembangunan pasar di sana telah selesai dan dimanfaatkan secara maksimal.
Menanggapi hal ini, Metronusa News telah mengajukan permintaan klarifikasi melalui Kabid perdagangan terkait penggunaan dana hibah dan kondisi pasar rakyat yang dinilai tidak sesuai dengan anggaran dan kondisinya tidak ditempati oleh pedagang yang memilih berjualan didepan pasar, akan tetapi tidak bisa karena ada agenda diluar.
Publik berharap ada penjelasan terbuka serta evaluasi menyeluruh dari pemerintah daerah agar proyek yang menggunakan dana besar ini tidak berakhir sia-sia. Langkah nyata seperti insentif pengisian kios, promosi aktif pasar, dan dukungan untuk pelaku UMKM dinilai penting untuk menghidupkan kembali pasar-pasar rakyat yang telah dibangun.(Syarif)