
MetronusaNews.co.id| Medan,(16/6/2025). Oleh : *Dr. Suheri Harahap M.Si.*
Dosen FIS UIN SU.
Sinergitas antara Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) dengan kampus Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) dapat menjadi kekuatan transformatif dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak hanya sadar lingkungan, tetapi juga teguh patuh terhadap ajaran agama, khususnya dalam bingkai Eco-Teologi Islam. Gagasan ini berakar pada visi bahwa Pancasila dan nilai-nilai Islam memiliki titik temu kuat dalam mendorong keberlanjutan dan kemaslahatan alam semesta.
Visi Bersama : Menuju Generasi Rabbani dan Ramah Bumi
MPR RI, sebagai lembaga penjaga konstitusi dan pengawal ideologi Pancasila, memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan, termasuk kepedulian terhadap lingkungan. Sementara itu, UIN SU sebagai pusat pendidikan Islam di Sumatera Utara, memiliki mandat untuk melahirkan SDM yang berintegritas, berakhlak mulia, dan memahami ajaran Islam secara komprehensif, termasuk dimensi eco-teologi. Sinergitas ini bertujuan menciptakan generasi yang :
Memahami Eco-Teologi Islam sebagai Landasan Ilmiah dan Spiritual. Menyadari bahwa menjaga lingkungan adalah bagian integral dari iman dan ibadah (amanah sebagai khalifah fil ardhi).
Menerapkan Prinsip Smart Living Islami. Mengadopsi gaya hidup berkelanjutan yang efisien, tidak boros (israf), dan adil (adl) dalam pengelolaan sumber daya.
Berperan Aktif dalam Aksi Lingkungan : Mampu menjadi agen perubahan yang memimpin inisiatif konservasi dan mitigasi krisis iklim berbasis komunitas dan nilai agama.
Bidang Sinergitas dan Program Konkret.
1.Pengaruh utama Eco-Teologi Islam dalam Kurikulum Kebangsaan dan Keagamaan.
MPR RI : Menginisiasi dan mendukung perumusan modul atau materi edukasi kebangsaan yang secara eksplisit mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dengan prinsip-prinsip eco-teologi Islam, menekankan dimensi maslahah (kebaikan umum) dan mizan (keseimbangan) dalam konteks lingkungan.
UIN SU : Mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum Eco-Teologi Islam yang komprehensif di semua fakultas (tidak hanya studi agama), baik melalui mata kuliah wajib, pilihan, maupun riset. UIN SU dapat menjadi pilot project untuk model kampus hijau berbasis eco-teologi.
2.Riset Kolaboratif dan Inkubasi Inovasi Lingkungan Berbasis Syariah.
MPR RI : Memberikan dukungan kebijakan dan fasilitasi akses data atau jaringan untuk riset terkait dampak kebijakan lingkungan, partisipasi masyarakat, atau kearifan lokal dalam konteks eco-teologi Islam.
UIN SU : Melakukan penelitian interdisipliner tentang aplikasi eco-teologi Islam dalam smart farming, pengelolaan limbah, energi terbarukan, atau sustainable finance syariah. Kampus dapat menjadi inkubator bagi start up berbasis solusi lingkungan yang sesuai syariah.
3.Program Pengabdian Masyarakat dan Edukasi Publik.
MPR RI: Bersama UIN SU, menyelenggarakan roadshow dan seminar “MPR Goes to Campus and Community” yang fokus pada Eco-Teologi Islam, Pancasila, dan Lingkungan. Kegiatan ini bisa melibatkan anggota MPR untuk berdialog langsung dengan mahasiswa dan masyarakat.
UIN SU : Menggerakkan mahasiswa dan dosen dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik eco-teologi Islam, seperti kampanye daur ulang berbasis masjid, penanaman pohon, atau edukasi bahaya polusi. Mengembangkan platform digital bersama untuk diseminasi informasi eco-teologi yang mudah diakses.
4.Pembentukan Forum Dialog dan Advokasi Kebijakan.
MPR RI & UIN SU : Membentuk forum dialog reguler antara akademisi UIN SU, anggota MPR, tokoh agama, dan aktivis lingkungan untuk membahas isu-isu krusial dan merumuskan rekomendasi kebijakan yang mengintegrasikan aspek eco-teologi Islam dalam pembangunan nasional. Ini bisa menjadi wadah advokasi untuk legislasi yang lebih berpihak pada lingkungan dan berkelanjutan.
Melalui sinergitas ini, MPR RI dan UINSU tidak hanya akan memperkuat pemahaman kebangsaan dan keagamaan, tetapi juga secara konkret berkontribusi pada penciptaan SDM unggul yang memiliki kesadaran ekologis yang tinggi dan ketaatan agama yang kuat, mewujudkan pembangunan yang berorientasi dunia dan akhirat, sejalan dengan cita-cita Baldatun Thoyyibatun Warabbun Ghafur.
(gustian)