
MetronusaNews.co.id | Banyumas – Dalam hening Jum’at malam yang sejuk berhiaskan bintang-bintang harapan, Madrasah Al-Ittihaad 2 Pasir Lor, Karanglewas, Banyumas menjadi saksi lahirnya pemimpin santri masa depan. Pada Jum’at malam, 18 Juli 2025, digelar Pemilihan Ketua OSMA Masa Bhakti 1447–1449 H, sebuah momentum demokrasi penuh barokah yang ditaburi semangat ukhuwah dan cita-cita kepemimpinan.
Acara yang diselenggarakan oleh Staf Tata Usaha Madin 2 Pasir Lor di bawah naungan Kepala Madrasah dan sepengetahuan pengurus, berlangsung pukul 20.30–21.30 WIB. Seluruh santri dari kelas 2 hingga 9 berkumpul selepas ujian Cawu I, menyimak dengan seksama proses yang membentuk watak, bukan sekadar memilih nama.
Dibuka dengan khidmat oleh MC Khoerunnisa dan Fajar Santosa, rangkaian acara dimulai dari sambutan Kepala Madrasah Bapak Jamil, S.Pd, yang menuturkan,
“Menjadi pemimpin bukan tentang berdiri paling depan, tapi tentang menjadi yang paling siap menampung amanah dan menebar manfaat. Jadilah pemimpin yang melayani, bukan yang dilayani; yang menginspirasi, bukan hanya memerintah.”
Tujuh calon ketua OSMA memperkenalkan diri dan mempresentasikan program unggulan (proker) mereka. Ada yang menggagas pengajian maulid Nabi (Mufi), lomba 17-an (Miko), class meeting setelah ujian (Arya), kegiatan Al-Barzanji (Keysa), latihan hadroh rutin (Syafa), forum aspirasi santri (Anindia), dan penguatan program madrasah (Qoniita).
“Setiap visi adalah janji, setiap suara adalah amanah,” tutur salah satu guru yang hadir malam itu.
Voting berlangsung langsung, umum, dan rahasia. Suasana terkendali namun antusias. Para santri mengikuti dengan semangat, menyadari bahwa satu suara mereka adalah benih perubahan. Dari total 133 suara, terpilihlah Mufi Hidayatulloh dari kelas 8 sebagai Ketua OSMA Madin 2 Pasir Lor Masa Bhakti 1447–1449 H dengan 43 suara.
Dalam sepatah kata usai terpilih, Mufi menyampaikan:
“Terima kasih telah mempercayakan saya sebagai ketua. Semoga saya bisa menjalankan amanah ini dengan sungguh-sungguh dan merealisasikan program yang saya canangkan. Mari kita majukan OSMA bersama.”
Kegiatan ini bukan sekadar seremoni dua tahunan. Ia adalah ladang tarbiyah, tempat santri belajar arti kepemimpinan yang berakar dari iman, tumbuh dalam keikhlasan, dan berbuah kemaslahatan. Suasana kegiatan juga menampakkan komunikasi dua arah yang sehat, nilai musyawarah yang hidup, dan akhlak pemilu yang santun.
Harapan besar dititipkan kepada ketua terpilih agar mampu menjadi pemimpin yang amanah, kreatif, serta mendukung penuh program-program madrasah yang telah digariskan.
“OSMA bukan sekadar organisasi, tapi wajah gerak santri. Ia adalah lidah aspirasi dan tangan-tangan penggerak kebaikan.”
Dengan harapan dan doa, kegiatan seperti ini akan terus diadakan setiap dua tahun sekali, bukan sekadar melahirkan pemimpin baru, tapi juga menyuburkan karakter santri sebagai khalifah kecil di bumi ilmu dan adab.
Ketika malam diam, santri bicara dengan pilihan,
Ketika suara dihitung, amanah pun dilahirkan.
Dari ruang sederhana, lahir pemimpin bercahaya,
OSMA bukan hanya jabatan, tapi ladang ibadah bersama.
(Budiono)