
MetronusaNews.co.id | Probolinggo – Forum Kabupaten Probolinggo Sehat (FKPS) menggelar rapat kerja (raker) perdananya pada Kamis (4/9/2025) di Ayo Renne Café Desa Sentong Kecamatan Krejengan. Raker ini menjadi langkah awal FKPS setelah resmi mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Bupati Probolinggo sebagai forum resmi penggerak pembangunan kesehatan lintas sektor di Kabupaten Probolinggo.
Ketua FKPS dr. Syahrudi mengatakan FKPS hadir bukan sekadar simbolik, tetapi untuk menghasilkan kerja nyata yang berdampak langsung pada masyarakat. “SK sudah turun, artinya kita harus mulai bekerja. Forum ini harus menjadi ruang kolaborasi nyata lintas sektor,” ujarnya.
Walaupun pelantikan resmi kepengurusan belum dilaksanakan terang Syahrudi, FKPS langsung tancap gas dengan menyusun strategi kerja dan menyamakan visi antar anggota. “”Raker ini kami manfaatkan untuk menyamakan visi, memperkuat koordinasi sekaligus memperkenalkan antar pengurus dari berbagai bidang. Hal ini penting untuk menciptakan sinergi dari berbagai unsur yang terlibat,” lanjutnya.
Menurut Syahrudi, berbeda dari organisasi sektoral pada umumnya, FKPS diisi oleh anggota dari berbagai latar belakang mulai dari tenaga medis, pegiat sosial, akademisi, perwakilan ormas, komunitas lingkungan hingga penggerak desa wisata.
“FKPS bukan forum eksklusif. Semua elemen yang peduli pada kesehatan masyarakat bisa terlibat di sini. Semakin beragam, semakin kuat. Keragaman inilah yang menjadi kekuatan utama FKPS dalam menyusun dan menjalankan program-program inovatif di Kabupaten Probolinggo,” jelasnya.
Dalam raker perdana ini jelas Syahrudi, para pengurus mulai menyusun program kerja yang mengacu pada sembilan tatanan Kabupaten Sehat. Fokus utamanya mencakup peningkatan kualitas permukiman dan sarana prasarana, edukasi kesehatan di sekolah dan pesantren, penguatan desa sehat dan wisata sehat, kampanye lingkungan bersih, ketahanan pangan dan gizi untuk tekan stunting serta perlindungan sosial dan penanggulangan bencana.
“Program-program tersebut tidak hanya menargetkan perbaikan infrastruktur, tapi juga pemberdayaan masyarakat dalam aspek kesehatan holistik. Beberapa ide yang mencuat diantaranya penguatan desa sehat, edukasi kesehatan ibu dan anak, kampanye lingkungan bersih, sekolah dan pesantren sehat hingga program pemberdayaan masyarakat desa wisata,” terangnya.
Syahrudi menegaskan FKPS tengah mematangkan gagasan pada tatanan ketahanan pangan dan gizi, yang dinilai strategis untuk menekan angka stunting di Kabupaten Probolinggo.
“Kami ingin setiap sektor memiliki kontribusi nyata. FKPS tidak hanya sekadar rapat atau seremonial, tetapi forum kerja nyata yang hasilnya bisa dirasakan masyarakat. Setelah pelantikan, kami siap tancap gas agar program segera berjalan,” tegasnya.
Dengan semangat gotong royong tegas Syahrudi, FKPS optimistis mampu menghadirkan perubahan nyata dalam pembangunan kesehatan di masyarakat. Forum ini diharapkan menjadi lokomotif gerakan sehat yang berkelanjutan. Sekaligus mendukung target Kabupaten Probolinggo meraih predikat sebagai daerah yang benar-benar sehat, sejahtera dan berdaya saing di tingkat nasional. “Setelah pelantikan, kami langsung tancap gas penuh. FKPS adalah forum kerja, bukan sekadar rapat,” pungkasnya.
(IPUL Jatim)