MetronusaNews.co.id | Jakarta – Berbicara tentang dunia jurnalistik warga atau citizen journalism di Indonesia, nama Dewan Pimpinan Nasional Persatuan Pewarta Warga Indonesia (DPN PPWI) tidak dapat dilewatkan. Organisasi ini, yang berdiri sejak 2007 di bawah kepemimpinan Wilson Lalengke, S.Pd., M.Sc., M.A., telah menjadi pionir dalam memperjuangkan kebebasan pers dan hak-hak pewarta warga.
Sebagai salah satu generasi muda yang bergabung di PPWI, memiliki kenangan panjang tentang organisasi ini. Dimulai dari awal berdirinya di era ketika istilah citizen journalism masih terdengar asing, hingga kini, PPWI telah berkembang pesat dengan cabang-cabang yang tersebar di berbagai kota di Indonesia dan mancanegara.
Cerita pengalaman salah seorang pewarta citizen, dalam perjalanan ke Jakarta, ia akhirnya berkesempatan mampir ke kantor pusat DPN PPWI yang terletak di kawasan Slipi, Jakarta Barat. Kunjungan ini menjadi momen nostalgia sekaligus kesempatan untuk melihat langsung bagaimana PPWI terus berkembang.
*Kantor yang Asri dan Kopi Khas Baduy*
Di tengah terik siang Jakarta, disambut hangat oleh Kak Wina Lalengke, S.Pd., Bendahara Umum DPN PPWI sekaligus istri dari Ketua DPN PPWI, Wilson Lalengke. Sayangnya, Kanda Wilson saat itu sedang bertugas di Kalimantan, namun komunikasi tetap terjalin melalui chat video call.
Sambil menikmati kopi khas PPWI, yaitu kopi tanpa gula yang dicampur madu asli dari Suku Baduy, dilanjutkan berbincang tentang banyak hal. Kak Wina dengan ramah menceritakan bahwa madu Baduy adalah salah satu produk unggulan yang dipasarkan oleh PPWI ke berbagai daerah di Indonesia.
“Kopi ini lebih sehat karena penggantinya madu, bukan gula,” ujar Kak Wina sembari menuangkan kopi ke dalam cangkir saya. Obrolan kami mengalir santai, mulai dari pembahasan tentang perpanjangan kartu keanggotaan PPWI saya yang sudah kadaluwarsa, hingga rencana mendaftarkan tim redaksi media yang ia kelola sebagai sebagai anggota PPWI.
*Nostalgia dan Peran PPWI dalam Dunia Jurnalistik*
Sebagai bagian dari PPWI, sejak berdirinya ia melihat transformasi besar dalam dunia jurnalistik warga. Jika dulu berita hanya bisa ditulis oleh wartawan resmi, kini siapa pun bisa menjadi pewarta warga. Dengan catatan, berita yang disajikan tetap memenuhi unsur 5W + 1H serta menjaga keberimbangan informasi.
Di era 2007—2010, bersama tim PPWI Padang Panjang juga aktif mengadakan pelatihan jurnalistik dan kegiatan kreatif lainnya. Kini, semangat itu terus hidup dalam bentuk yang lebih luas. Kehadiran PPWI tidak hanya mendukung kebebasan pers, tetapi juga membangun ekosistem yang inklusif bagi siapa pun yang ingin menyuarakan ide kreatif dan fakta kebenaran.
*Kolaborasi ke Depan*
Kunjungan ke kantor DPN PPWI ini menjadi lebih dari sekadar nostalgia. Ia merasa terinspirasi untuk terus menjalin kolaborasi dengan PPWI, baik melalui karya jurnalistik maupun pengembangan komunitas pewarta warga di daerah.
Sambil menyeruput kopi madu yang khas, ia berharap PPWI terus menjadi motor penggerak dalam memperjuangkan kebebasan pers di Indonesia. Salam hangat untuk Kanda Wilson, Kak Wina, dan seluruh keluarga besar PPWI. Semoga sukses selalu menyertai langkah-langkah kita bersama, Pungkasnya. (Red)
*Salam kreatif dari Padang Panjang*
Sumber : Akun Facebook @Muhammad Subhan
Penulis: Syarif Al Dhin